Jumat, 02 Desember 2016

Siklus Akuntansi Manual & Siklus Akuntansi Komputerisasi

Siklus Akuntansi Manual merupakan proses pencatatan informasi akuntansi secara manual atau dengan kata lain menggunakan tenaga manusia tanpa adanya bantuan teknologi seperti komputer. Dalam proses pembelajaran siklus akuntansi manual ini masih sering digunakan. Dalam siklus akuntansi manual, manusia memiliki peranan yang sangat penting. Adapun siklus akuntansi manual yang biasa kita kenal diantaranya:


1. Pengumpulan Bukti Transaksi, bukti transaksi merupakan data dasar yang diperlukan dalam membuat rangkaian siklus akuntansi. Bukti transaksi ini bisa berupa nota atau faktur dan bisa juga yang lainnya.




2.  Penjurnalan Transaksi, setelah kita memperoleh sekumpulan bukti transaksi, langkah berikutnya adalah mencatat atau menjurnal nilai transaksi yang ada pada bukti transaksi dimasukkan ke buku catatan transaksi (menjurnal).


3.  Posting Buku Besar, pada tahap ini catatan transaksi yang telah dijurnal kemudian dipisahkan berdasarkan nama akunnya, misalnya transaksi pembelian dipindahkan ke akun pembelian, transaksi penjualan ke akun penjualan dan yang lainnya. Sehingga dihasilkan informasi yang sudah mengelompok berdasarkan nama akunnya.




Buku Besar Pembantu, yaitu merupakan terusan dari buku besar umum. Buku besar pembantu dibagi menjadi dua yaitu: Buku Besar Pembantu Utang dan Buku Besar Pembantu Piutang. Dalam pencatatan buku besar pembantu dilakukan secara individual atau dengan kata lain per perusahaan atau pun per nama orang.





4.  Neraca Saldo, sering disebut dengan neraca percobaan (Trial Balance), merupakan daftar perkiraan dimana masing-masing perkiraan memuat saldo akhir transaksi seperti yang terdapat dalam buku besar. Neraca ini berguna untuk menguji keseimbangan debit dan kredit dalam buku besar dan menjadi dasar dalam pembuatan laporan keuangan.


5.  Jurnal Penyesuaian, ada beberapa kemungkinan penyebab atas terjadinya suatu ketidaksesuaian yang membuat jumlah nilai akun yang bersaldo debit dengan akun yang bersaldo kredit menjadi tidak seimbang (tidak sama), untuk seluruh penyebab tersebut, perlu disusun jurnal penyesuaian supaya kesimbangan bisa tercapai.




6.  Neraca Lajur, mempunyai kegunaan untuk mengetahui akun apa saja yang perlu disesuaikan untuk menyiapkan laporan keuangan.


7. Laporan Keuangan, merupakan informasi terpenting dalam siklus akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Untuk mrngrtahui lebih lanjut mengenai Laporan Keuangan saya sudah menulisnya disini.

8. Jurnal Penutup, berguna untuk menutup semua akun pendapatan dan beban sehingga pada akhirnya bersaldo 0.




9.  Jurnal Pembalik, berguna untuk memastikan seluruh kelompok akun pendapatan dan beban telah ditutup dan memastikan seluruh saldo dalam akun kelompok neraca telah dalam kondisi yang seimbang (balance) dan siap menjadi saldo awal pada pembukaan buku di periode selanjutnya.






10. Neraca Saldo Awal Periode, setelah kita melakukan ke 9 langkah tersebut maka kita bisa menyusun neraca saldo pada awal periode selanjutnya yang bisa kita ketahui dari hasil 9 langkah tersebut.

Selanjutnya seiring perkembangan zaman, Siklus Akuntansi Manual digantikan oleh Siklus Akuntansi Komputer. Pada siklus akuntansi komputer, manusia hanya berperan sebagai penginput data dan nantinya komputer lah yang akan memproses semuanya. Berkembangnya siklus akuntansi komputer tidak lain karena dalam menggunakan siklus akuntansi manual membutuhkan waktu yang lama dan tingkat kesalahan yang tinggi, lain halnya dengan siklus akuntansi komputer yang membutuhkan waktu singkat dan tingkat kesalahan bisa diminimalisir. Adapun siklus akuntansi komputer yaitu:

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa (1) proses pengumpulan data-data transaksi, setelah data-data transaksi diperoleh maka (2) data transaksi tersebut diinput/dipindahkan/disimpan pada komputer. Selanjutnya setelah data dipindahkan pada komputer (3) data diposting sama halnya seperti kegiatan posting buku besar dalam sistem manual. Data yang telah diposting tersebut kemudian (4) dilakukan proses perhitungan secara komputerisasi untuk menghasilkan laporan keuangan. Setelah proses perhitungan selesai maka (5) kita bisa mengetahui informasi mengenai Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi dan yang lainnya. Dan yang terakhir (6) informasi keuangan yang dihasilkan tersebut berguna untuk kegiatan operasional perusahaan.

Dalam membuat siklus akuntansi komputer kita bisa menggunakan berbagai aplikasi yang ada seperti:
  • KRISHAND
  • ACCURATE V3 Standard
  • K-Sistem Indonesia
  • SAGE ACCPAC ERP
  • MYOB Accounting
  • Microsoft Office Excel
  • DacEasy Accounting (DEA)
  • Payroll
  • Simply acconting
  • Peachtree
  • Zahir Accounting
  • Cash Register
  • NetLedger
  • LedgerPlus
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa siklus akuntansi komputer lebih sederhana daripada siklus akuntansi manual yang mempunyai banyak proses dan membutuhkan waktu yang lebih lama.


Sumber: Gambar dari Google Images

Kamis, 01 Desember 2016

Perbedaan Financial Statement dan Financial Reporting

Dalam Akuntansi kita mengenal istilah Financial Statement dan Financial Reporting. Financial Statement atau yang biasa kita sebut Laporan Keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Melalui laporan keuangan inilah kita bisa menilai kinerja suatu perusahaan. Seperti kita ketahui dalam Akuntansi ada 5 jenis Laporan Keuangan yaitu:
1.      Laporan Laba Rugi, berisi mengenai informasi penghasilan dan biaya/beban perusahaan yang pada akhirnya diketahui apakah perusahaan tersebut memperoleh laba atau mengalami kerugian. Jika jumlah penghasilan lebih besar daripada jumlah biaya/beban maka perusahaan memperoleh laba, namun jika jumlah biaya/beban yang lebih besar dari pendapatan maka perusahaan mengalami kerugian.




2.      Laporan Perubahan Modal, unsur-unsurnya yaitu: Modal Awal, Laba/Rugi bersih (dari laporan laba rugi), Prive dan Modal Akhir. Perusahaan dapat dinilai mengalami kemajuan apabila jumlah Modal Akhir lebih besar daripada Modal Awalnya dan sebaliknya dinilai mengalami kemunduran apabila Modal Akhir lebih kecil daripada Modal Awalnya.


3.    Laporan Posisi Keuangan atau Neraca, terdiri dari Harta, Utang dan Modal atau biasa dirumuskan: H=U+M, dari persamaan tersebut maka jumlah Harta harus sama dengan jumlah Utang+Modal.




4.     Laporan Arus Kas, merupakan laporan mengenai aliran kas masuk dan kas keluar. Arus kas ini biasanya terdiri dari 3 macam yaitu Arus Kas dari kegiatan Operasi, Arus Kas dari kegiatan Investasi dan Arus Kas dari kegiatan Pendanaan.
5.    Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan tambahan informasi mengenai perusahaan yang mendukung Laporan Keuangan.

Sedangkan Financial Reporting atau biasa kita kenal Pelaporan Keuangan merupakan segala sesuatu yang berisi mengenai penyediaan dan penyampaian laporan keuangan. Dalam Financial Reporting didalamnya sudah mencakup Financial Statement. Adapun yang termasuk Financial Reporting antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). 



 Informasi Mengenai Saham




 Laporan Dewan Komisaris


 Profil Perusahaan


 Informasi Sumberdaya Manusia




 Analisis dan Pembahasan Manajemen


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Jadi dapat disimpulkan bahwa Financial Statement hanyalah informasi keuangan sedangkan Financial Reporting merupakan Financial Statement dan informasi lainnya mengenai perusahaan.

Sumber: http://www.mayoraindah.co.id/wp-content/uploads/2013/08/AR_MYOR_2015.pdf 

Rabu, 23 November 2016

General Control and Application Control

General Control atau Pengendalian Umum merupakan pengendalian secara menyeluruh (baik aspek fisikal ataupun logikal) yang berdampak terhadap lingkungan sistem informasi komputer atau dengan kata lain berhubungan dengan lingkungan komputer secara menyeluruh. Tujuan pengendalian umum yaitu untuk lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data, maka otomatis pengendalian umum mendukung pengendalian aplikasi.
Contoh: control atas pusat data, pengendalian database organisasi, pengembangan sistem dan pemeliharaan program.
Menurut IAI, pengendalian umum meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1.Pengendalian Organisasi dan Manajemen, meliputi pemisahan fungsi serta kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan ffungsi pengendalian.
2.Pengendalian terhadap Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi, untuk memperoleh keyakinan bahwa sistem PDE (Pengolahan Data Elektronik) telah dikembangkan dan dipelihara secara efisien dan ada otorisasinya.
3.Pengendalian terhadap Operasi Sistem.
4.Pengendalian terhadap Perangkat Lunak Sistem, untuk meyakinkan bahwa perangkat lunak sistem dimiliki dan dikembangkan secara efisien, serta diotorisasikan.
5.Pengendalian terhadap Entri Data dan Program, struktur otorisasi ditetapkan dengan jelas atas transaksi, serat akses ke data dan program dibatasi hanya kepada mereka yang memiliki otorisasi.
6.Pengendalian terhadap Keamanan PDE, menjaga PDE lain yang berhubungan dengan PDE bersangkutan, misalnya digunakannya salinan cadangan (backups) di tempat yang terpisah, prosedur pemulihan (recovery procedures) ataupun fasilitas pengolahan di luar perusahaan dalam hal terjadi bencana.

B. APPLICATION CONTROL/PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian Aplikasi atau Application Control berhubungan dengan aplikasi dan program tertentu atau dengan kata lain merupakan pengendalian yang dirancang untuk mengendalikan, memastikan validitas data, kelengkapan dan akurasi, dan memastikan integritas sistem tertentu.
Contoh : kontrol atas pemrosesan order penjualan, hutang, dan aplikasi penggajian. 
Pengendalian aplikasi berupa tindakan atau prosedur manual yang diprogram dalam sebuah aplikasi dikelompokkan dalam 3 kategori besar : pengendalian input, pengendalian pemrosesan, dan pengendalian output.
      1. Pengendalian Input
Komponen pengumpulan data dari sistem informasi bertanggung jawab untuk membawa data ke dalam sistem untuk diproses. Pengendalian input pada tahap ini berusaha untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi tersebut sah, akurat, dan lengkap. Prosedur input data dapat berupa input yang digerakkan oleh dokumen sumber (batch) atau input langsung (real-time).
Input langsung dapat menggunakan teknik pengeditan real-time untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan sesegera mungkin, dan karenanya secara signifikan dapat mengurangi jumlah kesalahan yang memasuki sistem. Di sisi lain, input dari dokumen sumber memerlukan lebih banyak keterlibatan manusia dan lebih terbuka pada kesalahan-kesalahan penulisan daripada prosedur input langsung.
Sebagian jenis kesalahan yang dimasukkan ke dalam dokumen sumber tidak dapat dideteksi dan diperbaiki selama tahap input data. Dalam menangani hal ini, perlu dilakukan penelusuran transaksi sampai ke sumbernya (misalnya, menghubungi pelanggan) untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Kelas Pengendalian Input :
                     a.  Pengendalian dokumen sumber
                     b.  Pengendalian pengodean data
                     c.  Pengendalian batch
                     d.  Pengendalian validasi
                     e.  Koreksi kesalahan input
                     f.  Sistem input data yang bersifat umum

               2. Pengendalian Pemrosesan 
    Setelah menjalani tahap input data, transaksi memasuki tahap pemrosesan dari sebuah sistem. Pengendalian pemrosesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Pengendalian Run-To-Run
b. Pengendalian Intervensi Operator
c. Pengendalian Jejak Audit
               3. Pengendalian Output 
    Pengendalian output memastikan bahwa output sistem tidak hilang, tidak salah arah, atau dikorupsi dan hak pribadi (privasi) tidak dilanggar. Eksposur untuk jenis ini dapat menimbulkan gangguan serius bagi kegiatan operasi dan menimbulkan kerugian keuangan bagi perusahaan. Misalnya, jika cek yang dihasilkan oleh sistem pengeluaran kas perusahaan ternyata hilang, atau dihancurkan, akun perdagangan dan tagihan lainnya akan tidak bisa ditagih. Hal ini dapat merusak peringkat kredit perusahaan dan mengakibatkan hilangnya diskon, bunga, atau biaya pinalti.
   Jika privasi dari jenis output tertentu dilanggar, sebuah perusahaan mungkin akan mengompromikan tujuan bisnisnya atau bahkan terekspos secara hukum. Contoh dari eksposur privasi, antara lain pengungkapan rahasia usaha, penundaan keputusan hak paten, hasil riset pemasaran, dan catatan kesehatan pasien.
                      a. Mengendalikan Output Sistem Batch
                      b. Mengendalikan Output Sistem Real-Time